Label

Rabu, 16 Agustus 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ACCELERATED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBEDAKAN RELASI RANGKAIAN LOGIKA PADA MATAPELAJARAN SISTEM KOMPUTER SISWA KELAS X TKJ SMK NEGERI 1 PERCUT SEITUAN 2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan sadar dan secara sistematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak didik dapat berkembang dan terarah kepada tujuan tertentu. Pendidikan juga merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang dilakukan secara sadar dan tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai- nilai sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pendidikan Kejuruan merupakan sebuah sistem pendidikan yang salah satu tujuannya adalah mengembangkan potensi siswa sehingga memiliki keterampilan tertentu dalam mengembangkan suatu ilmu. Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan sistem pendidikan yang mengacu pada perkembangan teknologi di dunia industri yang mampu mencetak SDM yang cerdas dan kompetitif serta siap menghadapi perkembangan global.
Sistem Komputer merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di program keahlian SMK Teknik Komputer dan Jaringan. Pada mata pelajaran Sistem Komputer ditekankan pada kemampuan siswanya dalam menguasai rangkaian logika. Materi dalam pembelajaran rangkaia logika perlu pemahaman yang luas da siswa diharapkan dapat lebih membuka nalar mereka didalam  mempelajari materi rangkaian logika. Rangkaian gerbang dasar logika merupakan inti dari rangkaian logika digital. Dalam proses pembelajaran logika penekankan pemahaman tentang Komponen komponen IC dan  Dalam observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Jurusan Teknik Komputer Jaringan Dasar, proses pembelajaran gerbang logika pada mata pelajaran sistem komputer saat ini masih terkendala dengan penggunaan model pembelajaran. Padahal dengan ragamnya model pembelajaran saat ini, dapat digunakan sebagai pilihan model pembelajaran  yang cocok atau model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang dibawakan.
Namun media pembelajaran gerbang logika yang ada, umumnya berupa software simulasi gerbang logika. Sedangkan bentuk media pembelajaran gerbang logika lainnya yang berupa trainer umumnya berupa model trainer yang berisikan komponen-komponen IC gerbang.Dalam proses pembelajaran praktikum gerbang logika, saat ini masih ditekankan pada pemahaman dasar menggunakan IC TTL (transistor-transistorlogic). Proses pembelajaran yang dilakukan biasanya dengan melakukan  percobaanmenggunakan komponen IC TTL yang disusun pada suatu media menggunakan project board. Sedangkan materi yang dijelaskan pada gerbang logika hanya menekankan materi tentang input-output logikanya saja, tidak membahas lebih jauh mengenai internal circuitry dari kerja gerbang logika tersebut. Padahal dengan adanya pemahaman mengenai internal circuitry dari IC gerbang diharapkan peserta didik akan lebih terbuka nalarnya didalam memahami sifat dan kerja dari rangkaian logika.
3Berdasarkan hasil observasi dan permasalahan yang ada, peneliti memandang perlunya perbaikan proses pembelajaran mata pelajaran produktif Teknik Elektronika, yaitu pada pengembangan media pembelajaran gerbang logika. Dikarenakan media yang dibuat belum diketahui unjuk kerja dan tingkat kelayakannya, peneliti bermaksud melakukan penelitian pengembangan (Research and Development) dengan judul “Media Pembelajaran Gerbang
Logika pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika di SMK Negeri 2 Depok”. Media pembelajaran yang dibuat diharapkan dapat memenuhi kompetensi dasar membangun macam-macam gerbang dasar rangkaian logika” yang mampu memberikan gambaran, keterampilan dan pengetahuan, sehingga standar
kompetensi tersebut terpenuhi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang diharapkan.
Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan sadar dan secara sistematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak didik dapat berkembang dan terarah kepada tujuan tertentu. Pendidikan juga merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang dilakukan secara sadar dan tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai- nilai sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat. Jadi, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang ditentukan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan yang juga berfungsi untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional mendidik anak didik untuk semakin dewasa melalui pengajaran yang dilakukan oleh guru. Keberhasilan pendidikan di sekolah tentu tidak bisa dilepaskan dari peran para guru. Model mengajar guru kebanyakan ceramah, mencatat, dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa berpendapat lain. Keberhasilan siswa dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya adalah setelah dalam jangka waktu lama belajar, mencakup seluruh bidang studi yang diikutinya di sekolah. Hasil belajar itu menentukan tingkat prestasi siswa rendah, sedang, atau tinggi.
Tujuan kurikulum dapat tercapai, dibutuhkan pendekatan belajar yang tepat, yang mana siswanya tidak pasif, dan hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi siswa harus aktif, dan guru berperan memperhatikan dan mengarahkan siswa, karena pada hakekatnya pendidikan adalah usaha orang tua atau generasi tua mempersiapkan anak atau generasi muda agar mampu hidup secara mandiri dan mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupannya dengan sebaik-baiknya.
Berbagai model pembelajaran inovatif-pun yang banyak muncul saat ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa belum dimanfaatkan oleh guru. Faktanya dalam proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah, guru belum memanfaatkan dan menggunakan model-model pembelajaran tersebut karena guru masih berpegang pada pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional ini dianggap paling mudah diterapkan. Tidak mudah bagi guru untuk berusaha menerapkan berbagai macam model pembelajaran yang umumnya memerlukan persiapan yang matang, dan berbagai media dan fasilitas yang mendukung. Selain itu, guru yang sudah terbiasa berceramah dan menjadi pusat dalam pembelajaran akan merasa tidak mengajar jika tidak berceramah.
Sementara itu, dari pihak siswa yang sudah terbiasa hanya menerima ceramah dan materi dari guru akan merasa malas jika tiba tiba harus belajar secara mandiri. Diperlukan latihan dan pembiasaan diri bagi siswa untuk berubah dari konsumen ide menjadi produsen ide. Jadi, diperlukan suatu model pembelajaran yang tidak sepenuhnya menghilangkan ceramah dari guru, namun juga mampu mengembangkan kemandirian dan kemampuan berfikir serta ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran.
Berdasarkan diskusi dengan beberapa murid di SMK N 1 Percut Sei Tuan, bahwa sejauh ini model yang digunakan di sekolah secara khusus dalam pembelajaran siswa pada mata sistem komputer adalah menggunakan model konvensional. Model ini merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Masalah utama dalam penggunaan model ini adalah terjadinya komunikasi satu arah. Situasinya mengakibatkan siswa bersikap pasif dan hanya menunggu informasi dari penyampaian guru. Kondisi yang demikian mengakibatkan hasil belajar siswa yang rendah atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimum. Dengan penggunaan model pembelajaran yang demikian juga mengakibatkan motivasi belajar siswa yang rendah yang tentu akan mempengaruhi proses belajar mengajar. Pada dasarnya beliau menggunakan model konvensional pada setiap kompetensi dasar dalam mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik yang menuntut pemahaman teori.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, pada tanggal 06 Februari 2017 di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan didapat bahwa nilai KKM di SMK SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan adalah 70. Dari hasil belajar siswa, masih banyak siswa yang belum memenuhi nilai KKM yaitu sebanyak 65% dan 35% yang sudah memenuhi nilai KKM untuk mata pelajaran Sistem Komputer. Akan tetapi siswa yang belum mendapat nilai KKM guru memberikan ujian remedial  kepada siswa yang bersangkutan. Ujian Remedial ini diberikan untuk memperbaiki nilai siswa yang tidak mencapai nilai 70.
Perlu dilakukan perbaikan atau pembaharuan dari proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan hasil belajar yang lebih baik. Pembaharuan yang dimaksud bisa dilakukan dari beberapa hal, salah satu dintaranya adalah pembaharuan terhadap model pembelajaran. Seorang guru harus menggunakan model pembelajaran dengan pertimbangan yang matang sesuai dengan kebutuhan siswa yang juga mampu menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa. Selain itu, adanya usaha untuk mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan individual siswa dan memungkinkan keterlibatan siswa untuk bekerja dengan siswa-siswa lain yang berbeda secara akademik sehingga tercipta sikap positif di antara mereka. Kondisi ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa secara individu.  Slavin (2010: 187) menyebutkan bahwa dasar pemikiran TAI adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa.Metode pembelajaran ini juga dapat digunakan untuk memperoleh ketangkasan,ketepatan, kecepatan dan keterampilan siswa, siswa diharapkan bisa saling bertukarpikiran dan pengalaman yang diperoleh siswa untuk mengaplikasikan pada kompetensi membedakan rangkaian logika pada Matapelajaran sistem komputer.
Dalam hal ini, model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated instruction sesuai dengan kebutuhan siswa. Model ini sesuai dengan apa yang disampaikan diatas dimana model ini merupakan model pembelajaran berkelompok yang menuntut keaktifan setiap individu dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Setiap individu dengan tingkat kemampuan yang berbeda akan saling membantu dalam menyelesaikan permasalahan dalam kelompoknya. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi memiliki kesempatan untuk ikut terlibat membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah, demikian sebaliknya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iqbal (2015) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh model TAI. Hasil belajar yang diperoleh siswa dengan perlakuan model TAI pada pelajaran dasar teknik listrik adalah 77,69 dengan nilai awal yang didapatkan dari pre-tes adalah 42,69. Hasil belajar dengan model pembelajaran lain, yaitu konvensional adalah 73,27 dengan nilai awalnya adalah 42,4.  Diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Team Assisted Individualizaton/ TAI terhadap hasil belajar dasar teknik listrik pada siswa kelas X Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Tebing Tinggi..
Dengan penjelasan tersebut, maka model Team Accelerated Instruction ini akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tepatnya di kelas X TKJ. Pembelajaran sistem komputer dengan model pembelajaran ini akan menuntut kerja sama siswa dalam menyelesaikan permasalahan terkait dengan gerbang-gerbang logika mulai dari gerbang AND, OR, NOT, NAND, NOR, XOR dan XNOR.
Materi mengenai gerbang logika sesuai dalam penggunaan model pembelajaran Team Accelerated Instruction ini. Dalam kelompok yang disusun atas 4-5 anggota, siswa akan dibagikan masalah yang akan dikerjakan oleh individu berdasarkan submateri yang ada pada gerbang logika tersebut. Setiap individu akan mempertanggung jawabkan masalah dalam kelompoknya dan didiskusikan dalam kelompok tersebut. Proses diskusi ini akan dilakukan secara bergantian sesuai dengan masalah yang dipertanggung jawabkan kepada setiap individu. Anggota lain dalam kelompok tersebut akan memberikan tanggapan masukan yang diperlukan untuk menyatukan pemahaman mengenai masalah yang ada sehingga setiap anggota kelompok akan memahami penyelesaian semua masalah yang sebelumnya dibagikan pada setiap anggota kelompok.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajara Team Accelerated Instruction Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Membedakan Relasi Rangkaian Logika Pada Mata Pelajaran Sistem Komputer Siswa Kelas X TKJ di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2016/2017.”



B.     Identifikasi Masalah:
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.   Penggunaan model pembelajaran yang belum efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
2.   Siswa terkesan bosan dengan pembelajaran yang monoton.
3.   Siswa cenderung individualistik dan malas berkerja secara berkelompok.
4.   Hasil belajar siswa rendah dan rata-ratanya berada di bawah nilai ketuntasan minimum.
C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team accelerated instruction terhadap hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar membedakan rangkaian logika tahun ajaran 2016/2017.
D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah:
1.   Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar membedakan rangkaian logika yang menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction ?
2.   Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar membedakan rangkaian logika yang menggunakan model konvensional?
3.   Apakah hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar membedakan rangkaian logika yang menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction lebih tinggi dari model pembelajaran Konvensional?




E.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.   Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar membedakan rangkaian logika dengan menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction .
2.   Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar membedakan rangkaian logika dengan menggunakan model konvensional.
3.   Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Team Accelerated Instruction dengan melihat perbedaan hasil belajar siswa kelas X TKJ  pada kompetensi dasar membedakan rangkaian logika yang diajarkan model pembelajaran Team Accelerated Instruction dan model pembelajaran konvensional.
F.     Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam dunia pendidikan diantaranya adalah:
1.   Bagi peneliti, sebagai referensiuntuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan serta pengalaman sebagai seorang calon tenaga pendidik yang akan terjun ke lapangan.
2.   Bagi guru,  memberi gambaran mengenai alternatif model pembelajaran yang lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
3.   Sebagai referensi bagi peneliti yang lain dalam melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai topik yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ACCELERATED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBEDAKAN RELASI RANGKAIAN LOGIKA PADA MATAPELAJARAN SISTEM KOMPUTER SISWA KELAS X TKJ SMK NEGERI 1 PERCUT SEITUAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan sadar dan secara si...